Daftar Isi
...................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................................
A.
Latar Belakang
........................................................................................................
B.
Tujuan .....................................................................................................................
BAB II Pengertian Budaya
Politik
...........................................................................................
A.
Macam-macam Budaya Politik
..............................................................................
1.
Berdasarkan Sikap Yang
Ditunjukkan .............................................................
2.
Berdasarkan Sikap Terhadap dan Perubahan
..................................................
B.
Faktor Penyebab Perkembangan
Budaya Politik ...................................................
1.
Faktor Pendidikan
............................................................................................
2.
Faktor Ekonomi Masyarakat
............................................................................
3.
Faktor Reformasi Politik
..................................................................................
4.
Faktor Supremasi Politik
..................................................................................
5.
Faktor Komunikasi yang
Independen ..............................................................
C.
Dampak Perkembangan Budaya
Politik .................................................................
1.
Dampak Positif akibat
Perkembangan Budaya Politik .....................................
2.
Dampak Negatif Perkembangan
Budaya Politik ..............................................
D.
Kendala-kendala Perkembangan
Budaya Politik ...................................................
1.
Pengertian
Budaya Politik
Budaya politik
merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat.
Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara
masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict
R. O’G Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara
kelompok elite dengan kelompok massa.
Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga negara
senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga
kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula
mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem
politik.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya
politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk lebih memahami secara
teoritis sebagai berikut :
a. Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui
oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan
rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.
b. Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan
aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti
sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik)
menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan,
utopis, terbuka, atau tertutup.
c. Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah
nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang
berhubungan dengan masalah tujuan.
d. Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu
sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain
dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong
inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau
mendorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau
politik).
Dengan pengertian budaya
politik di atas, nampaknya membawa kita pada suatu pemahaman konsep yang
memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dengan
orientasi yang bersifat individual ini, tidaklah berarti bahwa dalam memandang
sistem politiknya kita menganggap masyarakat akan cenderung bergerak ke arah
individualisme. Jauh dari anggapan yang demikian, pandangan ini melihat aspek
individu dalam orientasi politik hanya sebagai pengakuan akan adanya fenomena
dalam masyarakat secara keseluruhan tidak dapat melepaskan diri dari orientasi individual.
- Menurut G.A Almond dan S.Verba
Budaya politik
adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam
bagiannya dan sikap terhadap peranan negara di dalam sistem itu.
- Menurut Marbun
Budaya
politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap,orientasi,dan pilihan
politik seseorang.Budaya politik lebih mengutamakan dimensi psikologis dari
suatu sistem politik, yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki
individu dan yang dilaksanakannya dalam masyarakat.
- Menurut Larry Diamond
Budaya
politik adalah keyakinan,sikap,ide-ide,sentimen dan evaluasi suatu masyarakat
tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing-masing individu dalam
sitem itu.
- Menurut Mochtar Masoed dan Collin Mac Andews
Buadaya
politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
pemerintah negara dan politiknya.
- Menurut Almond dan Powel
Budaya
politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai-nilai,
dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat , termasuk
pola kecenderungan-kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang terdapat
dalam kelompok-kelompok dalam masyarakat.
A. Macam-macam Budaya Politik
1. Berdasarkan Sikap yang
Ditunjukkan
·
Pada
negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja
sama yang luas untuk memperpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama
dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya
politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”tolerasi”.
·
a. Budaya
Politik Militan
·
Budaya
politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang
terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi
kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh
peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar
emosi.
·
b. Budaya
Politik Toleransi
·
Budaya
politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai,
berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja
sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap
orang.
·
Jika
pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, maka hal itu
dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhkan konflik. Kesemuanya itu menutup
jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Pernyataan dengan jiwa tolerasi hampir
selalu mengundang kerja sama. Berdasarkan sikap terhadap tradisi dan perubahan.
Budaya Politik terbagi atas :
·
a.
Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Absolut
·
Budaya
politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan
kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha
yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola
pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan
mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan
(bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi,
jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian
tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan
keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan
pertumbuhan unsur baru.
·
b.
Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
·
Struktur
mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja
yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap
diri sendiri, dan bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan
masa kini.
·
Tipe
absolut dari budaya politik sering menganggap perubahan sebagai suatu yang
membahayakan. Tiap perkembangan baru dianggap sebagai suatu tantangan yang
berbahaya yang harus dikendalikan. Perubahan dianggap sebagai penyimpangan.
Tipe akomodatif dari budaya politik melihat perubahan hanya sebagai salah satu
masalah untuk dipikirkan. Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan
yang lebih sempurna.
2. Berdasarkan Sikap Tradisi dan Perubahan
1. Budaya Politik yang Memiliki Sikap
Mental yang Absolut
Budaya politik yang mempunyai
sikap mental yang absolut memiliki nilai- nilai dan kepercayaan yang. dianggap
selalu sempurna dan tak dapat diubah
lagi. Budaya politik absolut
tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap
tradisi, berusaha memelihara
kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu
dipertahankan dengan segala
kebaikan dan keburukan. Kesetiaan
yang absolut terhadap tradisi sehingga
tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru karena dianggap
sebagai suatu tantangan
yang berbahaya yang harus dikendalikan.
2. Budaya Politik Yang memiliki Sikap Mental Akomodatif
Struktur mental yang bersifat
akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima
apa saja yang dianggap berharga. Ia dapat melepaskan ikatan tradisi, kritis terhadap diri sendiri, dan
bersedia menilai kembali tradisi berdasarkan perkembangan
masa kini. Tipe akomodatif melihat perubahan sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan dan mendorong
usaha perbaikan dan pemecahan yang
lebih sempurna.
B. Faktor Penyebab Perkembangan Budaya Politik
1. Faktor
Pendidikan
·
Permasalahan pokok pendidikan
merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung
didalam sistem pendidikan itu sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan
masalah makro pembangunan, yaitu masalah diluar sisitem pendidikan, sehingga
juga harus diperhitungkan didalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah
makro ini berupa antara lain masalah perkembangan internasional, masalah
demografi, masalah politik, ekonomi dan sosial budaya, serta masalah
perkembangan regional. Dan selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan, yaitu:
·
1. Perkembangan
iptek dan Beni.
·
2. Laju
pertumbuhan penduduk.
·
3. Aspirasi
Masyarakat
·
4. Keterbelakangan
budaya clan sarana kehidupan.
2.Faktor Ekonomi Masyarakat
- Sumber Daya Manusia.
Sumberdaya
manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan ekonomi,
yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan
serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita
abaikan?.Peningkatan pendapatan nasional tidak bisa lepas dengan pengembangan
sumber daya manusia seperti terlihat dalam efisien dan produktivitas tinggi.
Oleh karena itu, pembentukan modal sumber daya manusia melalui proses
peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seluruh penduduk
mutlak diperlukan. Sehingga, tersedianya pendidikan bagi seluruh masyarakat,
dan pelayanan sosial lainnya diharapkan memadai.
- Sumber Daya Alam.
Sumber-sumber
alam ini meliputi : tanah, mineral, iklim, bahan tambang, dan lain-lain. Pada
negara sedang berkembang sumber-sumber alam sering terbengkalai. Di lain sisi,
pemanfaatan sumber daya alam di negara berkembang masih sering salah atau
kurang tepat sehingga menyebabkan kelangkaan bahkan menimbulkan bencana alam.
Tersedianya sumber daya alam yang melimpah belum cukup bagi pembangunan
ekonomi.Yang diperlukan adalah manfaatnya. Sumber daya alam sebenarnya dapat
dikembangkan semaksimal mungkin melalui ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi.
- Pembentukan Modal.
Modal
merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat dihasilkan maupun
diproduksi. Yang diwujudkan dalam pembentukan modal melalui investasi dalam
bentuk mesin-mesin, perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik, jalan raya, dan
infrastruktur lainnya.Hal ini dilakukan dengan mengolah sumber daya alam yang
ada Modal atau permodalan merupakan persediaan faktor produksi yang secara
fisik dapat dihasilkan maupun diproduksi. Faktor modal inilah yang menjadi
masalah di negara-negara berkembang. Adapun proses pembentukan modal mencakup
tiga tahap yang saling berkaitan, yaitu :
- Keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya.
Keberadaan
lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkan ke arah
yang produktif. Mempergunakan tabungan untuk investasi pada barang modal.
- Teknologi dan Kewirausahaan.
Perubahan
teknologi secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan perubahan
cara-cara produksi berlangsung terus dan kian meningkat. Perubahan teknologi
juga berpengaruh pada peningkatan produktivitas sumber daya manusia dan
faktor-faktor produksi lainnya. Karena semakin majunya teknologi dapat
menjadikan proses produksi mudah, cepat, dan akurat. Demikian juga dengan
kewirausahaan (enterprenaurship) yang dimiliki oleh setiap pekerja dalam
mengkombinasikan faktor-faktor produksi sangat diperlukan. Dan erat hubungannya
dengan perkembangan teknologi saat ini. Adanya komputer tidak dapat dijalankan
dengan baik apabila kemampuan yang dimilikinya hanya sebatas tahu saja.
C. Dampak
Perkembangan Budaya Politik
1.
Dampak Positif Akibat Perkembangan Budaya Politik
a) Bagi Negara-Pemerintah
a) Bagi Negara-Pemerintah
- Semakin transparan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan,
- Tidak sewenang-wenang terhadap rakyat,
- Aspiratif terhadap kepentingan rakyat,
- Penataan kembali suprastruktur politik secara profesional,
- Memperoleh berbagai input dari pihak infrastruktur politik.
b) Bagi Masyarakat
- Merasa puas dalam menyampaikan input kepada pihak pemerintah,
- Adanya jaminan hukum dalam berpolitik,
- Tumbuh kesadaran untuk membudayakan politik yang benar,
- Menambah wawasan di bidang politik-demokrasi,
- Meningkatnya semangat dalam mengekspresikan budaya politik
3.
Dampak Negatif/Resiko Akibat Perkembangan Budaya Politik
a)Bagi
Negara-Pemerintah
- Dapat menggoyahkan pendirian dalam membuat kebijakan,
- Pelaksanaan kebijakan politik menjadi telambat/terhambat,
- Sulitnya menampung aspirasi rakyat yang sangat kompleks,
- Beratnya mengatasi masalah keamanan yang selalu rawan,
- Sulitnya anggaran untuk memenuhi seluruh tuntutan rakyat.
b) Bagi Masyarakat
- Ketidakpuasan atas sikap pemerintah yang pasif,
- Banyaknya pengorbanan dalam upaya pembaharuan budaya politik,
- Mereka yang awam semakin sulit menyesuaikan diri,
- Dapat mengabaikan dirinya jika terlalu fanatik politik,
- Dapat menimbulkan kekacauan jika berpolitik secara emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar